membutuh semangat dari dinding-dinding muka buku
apa kau fikir ia ada di situ?
ya, mungkin kerna minda mengatakan meluah di situ tidak setolol meluah di dinding batu yang kaku
jika ku kata ia hampir sama?
tidak pula ku maksudkan setiap pengaduan harus di tikar sembahyang, harus bersama kain sembahyang
Tuhan sentiasa ada untuk kita
semangat yang kita butuh dan pinta-pinta itu, milikNya
sekuat mana kau melaung di dinding muka buku,
atau di blog harianmu,
Tuhan membaca setiap gerak laku
setia menanti,
kalau-kalau ada doa yang benar-benar ingin diberi kabul
tapi ia seolah sia
masih terus menerus menaip kata di ruang komen tontonan ramai
hatinya bukan mengharap Tuhan
tapi mengharap insan
kau bukan setolol itu mengharap doa membutuh semangat dikabuli
dari dinding muka buku
walhal sebenarnya engkau sendiri tahu
di antara kau dan Sang Pengabul doa,
bisa ada komunikasi tanpa perlu dinding muka buku sebagai pengantara
malah, pintaanmu lebih dekat untuk DIA dengari.
Lalu mengapa dipilih jalan yang jauh demi membutuh sebuah semangat yang kian sirna...??
~ Ana Imtiyaz (171012)
kamar seni, Bayt Aflah~
No comments:
Post a Comment