salam tazkir

" tidak ada yang bahaya bagi iman melainkan cinta kepada dunia dan tidak ada bahaya bagi hati melainkan tertarik kepada hiasan dunia. Maka, apabila hati telah hancur, apalagi yang akan dibanggakan oleh seseorang di hadapan Allah kelak?" -Imam Ahmad Bin Hanbal-

Monday, June 29, 2015

Selagi kita ada DIA

masih bersendiri di situ
di sangka cukup kuat mengharung lebat hujan ditekan cubaan
meski tepaksa meredahnya sendirian

hidup takkan senantiasa sama
takkan selamanya kau akan merasa kuat meski cubaan demi cubaan telah kau lepasi
cubaan hidup takkan selalunya sama
dan kondisi kau saat itu pasti jua tidak sama

sepertinya juga iman yang bertambah dan berkurang
kau cuma insan yang perlu berusaha agar imanmu stabil di tahap yang sepatutnya

dengan iman yang cukup-cukup daya
apa kau pikir jiwamu kan terus kental dalam kembara ini..?


sendirian bisa buat kau kuat, sendirian juga bisa buat kau jatuh sukar tuk bangun
kerna kau tiada siapa-siapa di sisi
menangislah kau dalam sepi
merintihlah kau dalam sunyi
meski saat itu kau berada di laluan ramai orang
hiruk pikuk dunia tidak menjanjikan kau punya teman
melainkan sejak dari awal telah kau jaga hubungan
antara kau dan TUHAN..

benar,
sendirian bisa buat kau mudah goyah,
mudah merendah,
mudah menyembah,
mudah hilang arah..

tapi adakalanya kesukaran kau meneruskan kembara solo ini,
bisa melahirkan keberanian yang lain
dengan izin Tuhan,
kau akan bisa berdiri di kaki sendiri tanpa butuh bantuan
tanpa mengharap sokongan
cuma usah mudah termakan dek puji dan celaan
dek uji dan dan cubaan,
bertahanlah semampumu

kerna
kau tidak akan berada di kondisi yang sekarang jika kau benar tidak mampu,
Tuhan takkan pernah menzalimi hambaNya di luar kemampuannya,
Percayalah,
Dia selalu ada untuk kita meski dalam saat keramaian atau sendiri tanpa teman..

selamat meneruskan kembara yang masih berbaki dua bulan..

-Ana Imtiyaz-
29 Jun 2015,
12 Ramadhan 1436 H,
Holte road, Aston,
Birmingham, United Kingdom.


Penasaran

Penasaran.

Kita kabut,
Dalam tragedi tak mengenal siapa,
Lalu jari kita tunding,
Yang salah itu dia atau mereka..

Sedang dalam kekabutan itu,
Kita bisa aja melihat jari kita saat terarah ke orang lain,
Hakikatnya baki jari yang empat,
Sedang menunjuk ke arah tuannya..

Ah,malulah diri...
Kerna sebelum tragedi terjadi,
Kita lebih sering mengelak diri,
Biar yang memerpertanggungjawabkan segala keadaan itu mereka sendiri..

Dengan izin Tuhan tragedi berulang,
Dan mangsanya adalah jantina yang berbeda dengan kita,
Pantas saja kita saling menyalahkan orang lain...

Kita ini di mana sebelum ada yang dimangsakan?
Sedang khusyuk menelaah pelajaran dan mengabaikan sebarang talian,
Atau sedang leka menghadap kaca TV menonton perlawanan,
Atau sedang lena dibuai mimpi di atas peraduan...?

Kita ini,
kalau gak bisa membantu,
Usah disibukkan diri dengan menambah susah orang lain...

Sekian.

-aura_insani-
05 April 2015