salam tazkir

" tidak ada yang bahaya bagi iman melainkan cinta kepada dunia dan tidak ada bahaya bagi hati melainkan tertarik kepada hiasan dunia. Maka, apabila hati telah hancur, apalagi yang akan dibanggakan oleh seseorang di hadapan Allah kelak?" -Imam Ahmad Bin Hanbal-

Tuesday, June 30, 2009

muslim hip hop

Title of the song: Stand Tall
Singer : D-Clique



i can't see how we
leave behind someone in need
won't we heed their final plea
can't we see their hearts still bleed
my back won't turn
justice is the final word
this won't be a dream deffered
emerge from the darkness
ummah rise

see you and i are one in the same
we feel a need to change
don't wanna blame ourselves
for a reckless lifestyle that we're living today
no peace no treaty no conversations
no pride no pity no muslim nation
don't we got a name to protect
realize this we got islam on our back
representing truth
how can we survive it ain't instilled in the youth
steady losing grip of the faith
remove the mask of ignorance and put on a new face
embrace a new change for the better
maybe we can see the day when we all survive together
stand tall, rise up, stand firm, stand up
be proud, unite, look in my eyes and i'll shout it out

i don't wanna see no pain no more in the eyes of innocent people
i don't wanna witness this injustice, hear no, speak no evil
cuz i feel my heart is in my throat
i don't wanna see another fall
i don't wanna take another glance
my people just stand tall
stand tall
stand tall

woah my people just stand tall

i can see the faith and hope in you
the fire in the eyes for the one who cries truth
i can see the pain
i can take the blame
i can see the troubles that we all overcame
now can you see the faith and hope in me
can you feel the fire that is soon to freeze
can you hear the screams
can you feel me breathe
can you see me prayin cuz i'm on my knees
now prayin for the day that we all can live
prayin for the day that i teach my kids
all the right and wrong
i gotta stay strong
say it one more time
my people stand tall
my people just stand tall
woah my people just stand tall

i don't wanna see no pain no more in the eyes of innocent people
i don't wanna witness this injustice, hear no, speak no evil
cuz i feel my heart is in my throat
i don't wanna see another fall
i don't wanna take another glance
my people just stand tall
stand tall
stand tall

woah my people just stand tall
stand tall
stand tall

woah my people just stand tall

i can't see how we
leave behind someone in need
won't we heed their final plea
can't we see their hearts still bleed
my back won't turn
justice is the final word
this won't be a dream deffered
emerge from the darkness
ummah rise

i don't wanna see no pain no more in the eyes of innocent people
i don't wanna witness this injustice, hear no, speak no evil
cuz i feel my heart is in my throat
i don't wanna see another fall
i don't wanna take another glance
my people just stand tall
stand tall
stand tall

woah my people just stand tall
my people just stand tall

Jalan Menuju Allah


Jalan menuju tuhan memang sukar. Lalu kerna itulah ramai yang mengambil jalan pintas menuju ke syurga. Tetapi pernahkan kita terfikir, wujudkah jalan pintas dan mudah menuju ke syurga nan indah itu?..

Bina hubungan

Ya, bina hubungan dengan tuhan. Cukup sekadar kita yakin dan taat padanya. Tetapi sejauh mana kekuatan dan kesungguhan kita untuk membina hubungan tersebut. Pernahkah kita merasa dekat dengan tuhan? Atau merasa semakin jauh dengan tuhan? Atau tidak pernah merasa apa-apa meski ditimpa pelbagai ujian dan istidraj?

Carilah jalan sebenar menuju tuhan agar kita merasa dekat denganNya. Titiskanlah air mata dan perbanyakkan tafakkur andai hati merasa jauh dengan tuhan. Ingatlah Allah pada tiap saat dan ketika. Percayalah, andai kita membiar walau seminit berlalu tanpa mengingati Allah, maka hati kita kan terus leka dibuai dunia nan menipu berjam-jam lamanya. Atau mungkin lebih dari itu.

Jalan menuju Allah tidak sukar. Mungkin ramai yang tidak dapat menerima kenyataan itu. Tetapi hakikatnya itulah, Cuma yang menafikan ialah apabila kita telah menetapkan dalam minda (mind setting), bahawa sepanjang permusafiran dalam menuju tuhan pasti terdapat terlalu banyak ujian yang menyakitkan. Lalu kita dengan semudah-mudahnya berputus asa untuk merasa dekat dengan tuhan kerna merasakan ianya sukar. Tetapi ingatlah, setiap kesukaran itu pasti akan dibalas dengan kemudahan dan kemanisan.

“ kejauhan itu lupa hati.. Kedekatan itu ingat hati.. Kejauhan itu hijab (tertutup).. Kedekatan itu kasyaf (terbuka).. Hijab itu gelap.. Kasyaf itu nur.. Gelap itu jahil … Nur itu ma’rifat”

Pernahkah kita merasa sukar untuk membangunkan diri dari lena sebelum terbit fajar demi menunaikan serakaat dua solat sunat? Atau bukan setakat pernah, tapi kita merasakan itulah hakikat diri kita yang memang sejak dari dulu susah nak bangun demi menghidupkan malam dengan ibadah-ibadah sunat. Malah kita merasakan itu perkara biasa sebagai seorang pelajar yang penat selepas berjaga lewat malam. Dan kita tidak merasa kagum pada sahabat-sahabat yang mampu meninggalkan kasur nan indah demi menyucikan diri untuk mengadu pada yang Esa.

Mengapa?

Kerna kita merasakan itu perkara biasa yang telah ditetapkan oleh takdir. Lalu bagaimana kita ingin merasa dekat dengan Allah dek fikiran kita yang telah disetkan dengan “perkara biasa” atau “takdir” telah menetapkan kita begini.

Firman Allah yang bermaksud:

“Tuhanmu lebih mengetahui tentangmu. Jika Dia menghendaki, nescaya Dia akan memberi rahmat kepadamu. Dan jika Dia menghendaki, pasti Dia akan mengazabmu. Dan kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka” (Al-isra’: 54)

Duhai sahabat, jalan menuju tuhan memang sukar. Tetapi tuhan itukan Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pasti tidak akan dibiarkan hamba-hambaNya yang berusaha mendekatkan diri denganNya, terkontang-kanting keseorangan. Pasti kan dipimpin hati hambaNya itu agar terus dekat denganNya. Dia menguji kita kerna ingin melihat sejauh mana keikhlasan dan keyakinan kita padaNya.

Andai kita ingin rebah, bertahanlah. Andai kita telah jatuh, bangunlah kembali. Andai kita telah tersalah jalan, kembalilah ke pangkal. Carilah kedekatan bersama tuhan walau di mana kita berada, walau apa jua kita lakukan . . . . Tuhan tidak pernah memungkiri janjiNya. . . percaya dan yakinlah . .


Seraya menjauhi Plato dan al-farabi

Kuteliti dunia indra dengan mataku sendiri

Tak pernah aku mengemis dan pinjam pandang orang lain

Dengan pandangan sendiri muncullah apa yang ku ingin

Tak seorang pun tahu bagaimana diri muncul mengada

Tak dari dunia ruang dan waktu ia berasal

Ku dengar hikmah ini dari Nabi lautan:

“ laut tak lebih tua dari ombak buihnya”

Belajarlah dari kuntum bagaimana hidup duhai hati

Ia adalah lambang hidupmu yang mencari cahaya

Ia menyembul jauh dari kegelapan bumi

Tapi sejak lahir punya mata di sinar matahari

-Karya Muhammad Iqbal , “Tulip dari Sinni”-

-ana imtiyaz-

290609

Thursday, June 18, 2009

Kita yang membuat pilihan!!

Kita merintis hari dgn hati pnuh suram..
Kita sedarkah?
Atau menyedari dn skadar m'biarkan..

Kita trus m'biar waktu menentukan siapa dri kita..
Lalu tnp matlamat yang jelas,kita trus hidup sbagai robot yang bernyawa..

Pagi,petang,malam dan hari2 yang seterusnya,begitulah.
Kita tak punya arah yang jelas

Mgkn saat sampai malaikatul maut di depan pintu atau di tepi katil, baru kita perbetulkan niat dn p'baiki matlamat.

Jadi apa lg, jom kita perbaiki matlamat sebenar hidup di dunia fana' ini. Atau ingin tnggu saat nafas smpai ke tenggorok?

Kita yang membuat pilihan.. Melatih diri menjadi insan toleh atau soleh..
Sape yang membuat pilihan??
Kita dan kita dan kita..
Di samping berdoa pada Allah,moga kita kekal dalam iman dan islam..
Ameen..

JADI, BUATLAH PILIHAN YANG TERBAIK NTK KDUA2 DESTINASI ITU!!

Wednesday, June 17, 2009

ada apa dengan hati????

Ada apa dengan hati??

“enti bukan kata kat ana kan? Orang lain kot yang buat camtu,”

“mulut enta tu memang tak de insurans ke? Cakap main lepas je. Mana ana tak bengang!!”…

Dan pelbagai lagi dialog yang bisa didengari apabila seseorang itu mendapat teguran. Tidak kira sama ada teguran yang diberi itu secara lembut atau tidak.

Sengaja penulisan ini ditulis untuk membawa kita sama-sama berfikir mengapa sering teguran yang diberi sangat menyakitkan hati kita walaupun ia benar? Mengapa teguran yang diluahkan secara kasar tidak memberi impak pada kita waima ia benar?
Bersyukurlah saat Allah menghadiahi kesakitan pada hati kita akibat dari teguran-teguran yang diberikan. Sengaja Allah mengingatkan kita akan kesilapan yang kita lakukan.
Itu menunjukkan Dia masih menyayangi kita dan ingin kita pulang ke jalanNya. Tetapi, koreksi balik diri andai kita tidak merasa apa-apa apabila ditegur atau dinasihati ke arah kebaikan. Tembus melalui fikiran namun keluar semula melalui rongga yang lain. Yang tinggal hanya,kosong. Ada apa dengan hati kita sehingga begitu jadinya?


Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
“ Di dalam diri manusia itu ada segumpal darah, jika baik gumpalan darah itu, maka baiklah manusia tersebut. Sebaliknya jika rosak segumpal darah itu, maka rosaklah manusia tersebut. Segumpal darah itu adalah hati….”


Sebagai huffazul quran, sepatutnya hati-hati yang dimiliki adalah hati-hati yang bersih. Mungkin ada secalit dua noda yang terpalit,tetapi tidak menjejaskan kebersihan hati itu. Tetapi apabila melihat huffaz masa kini yang membaca Alquran hanya di kelas tasmi’, banyak berbual kosong, tidur yang berlebihan, dan masa yang banyak terbuang dengan perkara-perkara yang lagha perlu membuat kita berfikir kembali, sejauh manakah keberkesanan Al-quran pada diri seorang huffaz.
Adakah cukup dengan berkemampuan untuk tasmi’ tiga-empat maqra’ pada setiap hari? Atau masyi dan mendapat pointer 4.0 setiap kali imtihan?


Semua itu tidak cukup untuk menjadi bukti keberkesanan Al-quran pada diri seorang huffaz sekiranya di samping melakukan amal kebaikan, kita mengamarkan kemungkaran. Lalu di mana hati-hati yang bersih hasil bacaan Al-quran yang dibaca dan dihafal pada setiap hari??



Ada empat tahap virus dosa yang merosakkan hati manusia:
1. Rasa bersalah dengan dosa
2. Rasa biasa dengan dosa
3. Rasa seronok dengan dosa
4. Jadi pembela kepada dosa.

Lalu kita berada di tahap yang mana??? Dan di manakah tahap yang sepatutnya kita berada? Jika hati dan akal kita mengatakan 2 atau 3 atau 4, pasti ada sesuatu yang tidak sepatutnya telah menguasai dan mengotori hati kita. Adakah kita sebagai huffaz hanya perlu membiarkan takdir menentukan sejauh mana kualiti hati kita. Ingatlah, kualiti hati menentukan kualiti ibadah dan kualiti ibadah menentukan kualiti hati.
Fikir-fikirkanlah…


“ carilah hatimu sewaktu membaca Alquran. Jika kau tidak temui, carilah hatimu ketika mengerjakan solat. Jika kau belum juga temui, carilah hatimu ketika duduk tafakur mengingati mati. Jika kau masih tidak temui juga hatimu, berdoalah pada Allah,.. pinta hati yang baru…”

Ya, pintalah pada Tuhan hati yang baru agar kita bisa menjaganya dengan lebih baik dan berhati-hati. Mungkin hati yang sedia ada ini,sudah terlalu keras dan hitam dengan dosa-dosa, lalu membuatkan kita menunaikan ibadah sekadar melangsaikan kewajipan, bukan atas dasar keperluan dan tidak merasa sebarang kemanisan apabila mengerjakan amal ibadah.. Kerana itulah juga kita tidak merasa apa-apa saat terlewat atau sengaja melewat-lewatkan dalam mengerjakannya… Ada apa dengan hati kita??? Renung-renungkanlah..
Salam muhasabah dan selamat beramal..


-Aura insani-
10 jun 2009