Katanya ingin menjadi sesufi Rabiatul Adawiyah...
Lalu hati yang hampir berkarat, disental habis-habisan.
Tapi kilatnya tetap tidak menyilau.
Purnama demi purnama dan tahun demi tahun terus berlalu.
Kilaunya tetap sama. Malah semakin bertambah gelapnya.
Mengapa?
Dirikah yang tidak ikhlas?
06 Syawal 1432H menghantar saya ke KLIA.
Sebak yang telah sekian lama berbuku sejak tarikh penerbangan dipercepatkan, terasa ingin merembes keluar.
Lemahkah?
Lalu perlukah berpura-pura tentang kekurangan diri?
Isy..ingin berubahkan? Teruskan saja perkelanaan ini.
Lihat mendung wajah abah....
Tak usah kau renung wajah ummi..kerana hatimu sedia tahu tentang itu.
Itu pelukan terakhir buat anak yang akan meneruskan pengembaraan mencari diri dan hati yang kerap hilang..
Mohon maaf ummi..
Mohon maaf abah...
Anakmu pergi dulu...
Andai esok tiada nafas lagi untuk aku bertemu kalian, halalkan segala-gala yang kalian pernah curahkan padaku. Maafkan segala dosa2 yang bertalu-talu ku laku terhadap kalian...
Kuatkah kaki untuk terus melangkah?
Benarkah ini pilihan yang terbaik?
Oh,Tuhan... Gelojak rasa mengombak tinggi.
Usah biarkan aku tewas dalam kedhaifan itu.
Setiap jam yang berlalu di langit biru itu, saya palingkan wajah ke tingkap. Mengintai tanah air yang semakin jauh dari pandangan.....
Ibu kota Bahrain, Manama menyambut kami dengan kegelapan malam yang disirami dengan cahaya neon di sepanjang jalan dan bangunan.
Puas saya mencubit lengan untuk menyedarkan diri dari mimpi-mimpi yang lalu. Saya sudah terbang jauh dari Malaysia.
Lapan jam transit di Manama, mengembalikan tenaga dan perasaan yang hampir hilang akibat kali pertama menaiki kapal terbang...
Hotel Gulf Air, Manama, Bahrain. |
Bahrain membawa saya mengenali Jordan sedikit sebanyak. Meski itu bukan destinasi sebenar saya, tapi wajahnya seakan-akan sama.
Eh,tidak Tegur seorang senior dari mu'tah yang mengiringi kami. Jordan bukan seperi Bahrain. Budayanya mungkin sama, tapi persekitarannya sama sekali berbeza.
Jam 12.00 pm waktu Jordan, kami selamat mendarat di Amman,Jordan. Alhmdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah...
Tiada air mata yang tumpah?
Meski hati masih dipenuhi dengan kecelaruan. Benarkah ini jalannya...
Persatuan dari setiap jami'ah telah setia menanti kami..
PMMA, PERMAI, PRISMA, dan PERMATA.
Di sinilah kami berpisah... Sahabat2 yang hadir di bawah tajaan JAIS akan mengatur langkah pergi ke medan perjuangan masing-masing yang seterusnya.
Saya bersama dua orang akhawat dan dua orang syabab, diiringi wakil PERMATA menuju ke coaster.
Berjuang tidak semudah yang disangka. Lebih-lebih lagi dengan status musafir yang dimiliki. Dugaan sepanjang perjalanan ke mu'tah membuat saya merenung jauh.
Jalan ini tampak lebih berliku. Harus untuk saya mengambil jalan mudah atau panjang dan merumitkan seperti ini?
Saya ingin benar-benar fokus dalam perkelanaan.
Pernah terlintas di hati, ingin lari seketika dari perjuangan itu.
Berdosakah saya?
Tuhan, aku ingin thabat di jalanMu.. Kuatkanlah hati ini ya Allah...
Segala-galanya baru bermula.
Sama ada saya akan terus kuat atau rebah, bukanlah bergantung pada teman-teman seperjuangan yang saya tinggalkan di Malaysia. Tapi segala-galanya adalah bergantung pada keyakinan saya terhadap kekusaan Allah s.w.t dalam memelihara dan menjaga saya di kejauhan ini...........
Mu'tah, Karak, Jordan. |
SALAM JUANG FILLAH BUAT TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN....
4 comments:
Salamullah 'alaik...
saya ada sedikit pembetulan/pertanyaan..
"Persatuan dari setiap jami'ah telah setia menanti kami..
PMMA, PERMAI, PRISMA, dan PERMATA."
setahu saya, PPMA, bukan PMMA.. Wallahu'alam, mungkin saya silap.. Ustazah dapat dari mana ye PMMA tu, mungkin saya silap..maaf ye..
asif, xprasan. betullah PPMA jordan.
Persatuan Penuntut Malaysia Amman
Ala kullihal,syukran ats teguran
aiwah...PPMA.. teruskan perjuangan ustazah dalam dunia penulisan...
syukran..salam juang
Post a Comment