Riuk..
Tulang belulang seakan mereput
Seiring wajah yang semakin berkedut
Di manakah cinta yang pernah subur suatu ketika dahulu?
Pergi tanpa jejak
Cuma kesan derita hasil cinta songsang yang tertinggal
Mengapa dahulu tidak berkira-kira???
Hingga sampai suatu masa dahi ditepuk-tepuk
Sesal..
Sia-siakah sesalan di akhir waktu
Yang tinggal sedetik dua cuma…??
Tulang digerak berkeriuk bunyinya
Sakit…
Tapi jiwanya lebih derita dari tulang-belulang yang berkeriuk itu
Saban waktu dirintih cinta yang pernah membahagiakan suatu ketika dahulu,
Agar segera datang
Tapi bisakah?
Bisakah cinta itu merawat sakitnya
Cinta itu pun telah tua
Buta dan tuli
Cuma kadangkala merintih kata yang sama
Di mana hasil dari cinta songsang yang membahagiakan dulu?
Ada atau tiada
Sama.
Anak halal hasil jalan haram telah membesar dewasa
Benci pada cinta
Lalu dibawa diri entah ke mana
Tetap ada doa yang menyinggah untuk anak halal itu
Meski tidak pasti masih bernyawa atau telah dijemput
“Tuhan, moga dia tidak menjadi hina seperti aku,”
“Raihlah dia dengan cinta suci milikMu…”
Getar suara tua terlafaz
Keliru dengan doa yang dipohon
Masih adakah ruang untuknya di sisi Tuhan…..
Dia rebah tidak bernafas,
Keseorangan.
No comments:
Post a Comment